Langsung ke konten utama

Yes, I'm demotivated.

Beberapa waktu balakangan ini semenjak beberapa teman angkatan 15 jurusan manajemen menyelesaikan sidang komprehensif, saya merasa kerdil. Merasa bodoh, merasa tertinggal, dan merasa menjadi pecundang. Semakin bertambah kerdil setelah melihat status media sosial seorang teman yang juga satu angkatan sudah menyelesaikan sidang skripsinya dan resmi menyandang gelar sarjana.

Bagaimana bisa saya tertinggal sejauh ini? Bahkan saya masih ada mata kuliah yang belum diselesaikan. Saya belum sama sekali berproses untuk menghadapi sidang komprehensif, apalagi skripsi? Saya bahkan belum mengajukan judul lagi setelah judul sebelumnya tidak jadi digarap.

Lalu, saya pikir, tentu saja saya berada di jalurhidup milik saya. Setiap manusia memiliki latar belakang yang berbeda maka proses yang ditempuh pun akan berbeda. So, saya pasti punya setidaknya satu hal yang bisa dijadikan alasan mengapa saya belum sampai ke tahap yang sudah mereka lalui itu.

Oke, saat ini saya sedang magang, di salah satu perusahaan BUMN ternama di Indonesia, saya sedang aktif magang di BNI. Salah satu bank besar, dan saya berada di divisi bisnis kartu, dimana semua kartu-kartu BNI yang ada di seluruh indonesia dan dunia berasal. Tapi keyataannya saya tak berpengaruh sama sekali disana. Kerja saya cuma meng-input data ke sistem, membuat bagan, mengolah dan merapikan data di exel dan membantu memfoto kopikan dukumen. I'm nothing there.

Lalu lengkaplah sudah diri ini menjadi seorang pencundang. Mau menyesal? Apa yang akan saya sesalkan? Nyatanya diri ini memang super malas dan tidak konsisten, tidak mampu bekerja keras dan tak mau ekstra lelah.

Selanjutnya saya menjadi bingung, untuk apa sebenarnya saya bertahan sejauh ini? Saya tidak tau
Untuk siapa saya belajar, berjuang, berusaha, dan berupaya sampai hari ini? Saya tidak tau
Kepada siapa saya bisa berbagi perasaan bersalah dan tak tau arah ini? Saya tidak tau

Adakah tempat berbagi tanpa dihakimi, berkeluh kesah tanpa dimarahi?
Lalu kemanakan saya bisa berpegangan, bisa bersandar dan merasa aman setidaknya saat saya merasa goyah? Saya tidak tau

Apa yang sebenarnya diinginkan hidup ini terhadap saya?
Apa yang sebenarnya diharapkan semua orang terhadap saya? Saya tidak tau

Baiklah, inilah yang saya pikirkan saat ini.
Hanya menuliskannya, berharap semuanya mulai terlihat jelas dan bisa dibuatkan penyelasaian. Seburuk-buruknya pikiran saat ini, saya selalu memandang diri ini sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang mampu berpikir dan mempunyai hati yang bisa dijernihkan.


Siang di Taman Salak

Komentar