Haloo lagi teman internet!
Ketemu lagi kita.. semoga kamu lagi baik-baik aja ya.. semoga harimu menyenangkan. Semoga selalu aman dan tenang.
Baik, kembali lagi pada sesi review buku. Kali ini saya mau nyeritain buku yang judulnya Bye-bye Sekali Pakai. Tulisan mbak DK Wardhani atau yang biasa disapa mbak Dini. Mbak Dini ini adalah salah satu aktivis gaya hidup minim sampah yang paling banyak pergerakannya di Indonesia.
Buku ini diterbitkan oleh Bentala Kala, Kelompok PT Rumah Main Anak. Buku punya saya adalah cetakan pertama, pre-order yang terbit bulan januari 2020. Keseluruhan ada 168 halaman, designnya sangat colorful dan banyak ilustrasinya. Dimensinya panjang 23 cm dan lebar 15 cm. Harganya Rp 80.000.
Ada sedikit cerita pas saya mesen buku ini. Gini, kan saya pre-order dari bulan Januari, terus bukunya baru sampe rumah sekitar akhir Februari. Pas dibaca 10 halaman, eh balik ke halaman 1 lagi, penerbitnya salah susun halaman. Jadinya halaman 1-10 ada 2 rangkap dan tidak ada halaman 11-20nya. Jadinya saya harus nukerin lagi bukunya ke penerbit, dan buku yang bener baru sampe lagi ke rumah pas tanggal 13 Maret.
Oke, kita langsung ke isinya ya..
Sesuai dengan judulnya Bye-bye Sekali Pakai, buku ini menuliskan berbagai fakta kemasan sekali pakai, bagaimana cara melepaskan diri dari kemasan sekali pakai, cerita dari para pelaku bisnis minim sampah, cerita-cerita institusi yang menerapkan gaya minim sampah, sampai kiat-kiat berkegiatan/mengadakan acara tanpa kemasan sekali pakai.
Buku ini berhasil mengulas banyak pertanyaan dan kebingungan kita mengenai klasifikasi sampah. Mulai dari kemasan styrofoam yang tidak akan pernah bisa terurai, kantong teh celup yang ternyata juga mengandung plastik, sampai kemasan-kemasan multilayer seperti bungkus ciki dan bungkus karton minuman yang tidak diterima oleh perusahaan daur ulang.
Cara melepaskan diri dari kemasan sekali pakai intinya ada 3 tahap, yaitu berkesadaran, bertumbuh dan berdaya, serta berjejaring. Selanjutnya, buku ini banyak sekali berbagi cerita mengenai gaya minim sampah, mulai dari para pelaku bisnis kuliner, bisnis fashion, toko online, sekolah minim sampah, kantor minim sampah, arisan minim sampah, sampai markas TNI minim sampah.
Pokoknya bakalan ngebuka cara pandang kita lebih luas lagi mengenai gaya hidup minim sampah. Buku ini tentu saja menyerukan ajakan kepada kita untuk menjadi bagian dari solusi bukan polusi. Sebab, hidup berkah tak hanya mengenai baik dan cukup, namun juga menenangkan.
Oke, sampe disini aja ya cerita review ala-ala ini..
Sampai jumpa di cerita lainnya~
Komentar
Posting Komentar