Kilas balik ke 12 tahun lalu. Saat itu kakek baru saja meninggal. Setelah ditinggal kakek, di rumah hanya ada aku dan pamanku. Kami tinggal berdua. Aku sekolah dan bisa mengurus diri sendiri. Pamanku punya kebun yang harus diurus. Tugasku di rumah adalah bersih-bersih, pamanku memasak.
Saat itu aku sudah masuk SMP. Aku senang sekali pergi ke sekolah, karena di sana ramai. Aku punya teman dan banyak kenalan. Tapi aku sangat tidak suka ketika sekolah selesai. Aku tidak mau pulang karena aku tidak suka pulang.
Aku selalu ketakutan ketika berada di rumah. Apalagi setelah malam datang, yang aku rasakan adalah ketakutan itu. Takut yang paling takut yang pernah aku rasakan.
Waktu itu aku tau rasanya takut pada hantu, aku tau rasanya takut tertabrak mobil atau rasanya takut terjatuh dari pohon, aku tau rasanya takut dimarahi guru atau rasanya takut dimarahi tetangga.
Tapi takut yang aku rasakan benar-benar berbeda, itu takut sekali. Rasanya seperti aku akan mati. Rasanya seperti semua hal akan hilang. Seperti aku akan terdampar di ruang yang tak pernah ada. Aku takut sekali.
Aku mencoba sholat dan membaca Alquran waktu itu. Aku membaca surah yasin setiap malam sambil menangis. Semakin aku membaca, semakin aku takut, dan semakin jadi aku menangis. Aku juga takut tidur karena aku takut tidak bisa bangun lagi.
Saat sekolah libur semester, aku pergi ke Ayek Pinang, ke rumah kedua orangtuaku. Aku bercerita pada ibu bahwa aku ketakutan. "Aku takut" kataku. Ibuku menganggap aku mengada-ada dan menyuruhku untuk berhenti. Padahal aku takut sekali. Aku menangis waktu itu, tapi tidak ada yang perduli.
Aku mengalami ketakutan setiap malam, dan aku tidak tau apa yang terjadi. Ini berlangsung hampir setahun (mungkin). Kakek meninggal bulan Februari, aku libur sekolah bulan Desember. Aku masih mengalami ketakutan itu sampai waktu masuk sekolah datang lagi.
Aku lupa bagaimana kejadian itu selesainya.
Yang jelas, sekarang, setiap kali aku merasa sedih sekali, atau setiap kali aku merasa sendirian dan kepayahan, aku selalu mengingat saat-saat gelap itu. Bahwa di umurku yang masih cukup sedikit waktu itu, aku pernah mengalami ketakutan yang begitu hebat dan aku bisa melaluinya sendirian.
Aku selalu berkata pada diriku,
"Lebih dari ini pernah kita lalui. Kita berhasil melewatinya, bahkan tanpa seorangpun tau. Dan dengan itu wahai Esnida, diriku sayang, kita pasti bisa melalui yang ini. Kita bisa menjalaninya dengan sunyi. Kita pasti bisa, masa berat ini akan berakhir, kesedihan ini pasti berhenti, persis seperti yang sebelum-sebelumnya sudah terjadi."
Komentar
Posting Komentar