Hallo lagi teman internett... apa kabarmu di pertengahan januari ini? Semoga kau selalu sehat ya... sehat jiwa dan juga raga. Sebenarnya ada kabar duka untuk muslim Indonesia. Kemarin pagi salah satu ulama besar kita berpulang ke rahmatullah. Syekh Ali Jaber, beliau adalah ulama asal Madinah yang sudah memiliki kewarganegaraan Indonesia. Mari kita berdoa agar muncul pengganti beliau di negeri yang masih sangat butuh pembimbing agama ini.
Ngomong-ngomong, kali ini saya mau review buku lagi. Judulnya Rovering To Success. Penulisanya adalah orang yang dulu ketika saya masih SD membuat saya dihukum karena susah menghafal namanya. Yup, Lord Robert Stephenson Smyth Baden Powel, sang bapak pramuka dunia. Seorang tentara Inggris yang mendirikan gerakan kepanduan.
Buku ini pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1922, 99 tahun lalu! Rovering To Success yang saya baca adalah versi bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Renebook pada september 2019. Berukuran 15 x 23 cm dan tebal 345 + xix halaman. Buku ini saya beli tahun lalu secara online. Harganya Rp 89.000, saya membelinya karena terbujuk rayuan diskon hehe... makanya baru sempat dibaca sekarang.
Secara keseluruhan, buku ini berisi nasihat-nasihat seorang mantan tentara yang telah berusia kepada para pemuda di kala itu (di sekitar tahun 1920an). Pelajaran-pelajaran hidup yang disampaikan berasal dari pengalaman beliau yang ditempatkan di berbagai belahan dunia untuk berperang atau menjaga perdamaian. Buku ini sebenernya lebih cocok dibaca para pemuda, karena bahasan semua topik disampaikan dari sudut pandang laki-laki.
Lord Robert menulis buku ini agar lebih banyak pemuda yang bisa mencapai kesuksesan. Menurutnya, kesuksesan sejati adalah kebahagiaan. Kesenangan bukanlah kebahagiaan, dan bekerja itu bisa membawa kebahagiaan. Menurutnya pula, cara untuk meraih kesuksesan adalah dengan berbahagia dalam berbagai kondisi serta menghindari 5 bebatuan dalam kehidupan.
Lima batu yang akan ditemui dalam perjalanan kehidupan itu sendiri adalah 5 hal yang diilustrasikan dengan kuda, minuman keras, wanita, penindas dan pembual, serta tidak beragama. Buku ini juga dilengkapi dengan ringkasan dan makna gerakan pramuka penegak (tingkatan pramuka yang anggotanya berumur antara 16-20 tahun).
Batu pertama, yaitu kuda, adalah gambaran dari bermalas-malasan dan berjudi serta mengejar hadiah yang semu. Namun disisi lain batu ini juga digambarkan dengan kegembiraan aktif dari olahraga dan hobi, dan memperoleh penghasilan.
Saya juga awalnya kurang mengerti kenapa harus diilustrasikan dengan kuda. Ternyata pemuda dulu hobinya kuda, mungkin kalo zaman sekarang bisa digantikan dengan hobi kendaraan seperti motor atau mobil.
Ya.. tau sendiri kalo udah punya hobi begitu, ada sisi buruknya dan juga ada peluang di sisi baiknya. Sisi buruknya, kita menjadi tidak bisa mengontrol pengeluaran atas hobi kita, menjadi sombong, taruhan mana yang paling keren, tidak bertanggung jawab, dan sebagainya. Semua itu adalah kesenagan sesaat, dan bukanlah kebahagiaan.
Lord Robert juga banyak menceritakan keadaan pemuda-pemuda kala itu (khususnya di Inggris). Dan bagaimana cara menghindari dan menyelesaikan permasalahan dengan ilustrasi kuda ini juga dijelaskan di bukunya.
Mengenai 4 batu lainnya, silahkan kalian baca langsung di bukunya ya, hehe...
Tentang sebuah kebahagiaan, Lord Robert bilang kalau surga itu sebenarnya bukanlah hal yang mengawang tinggi di atas langit sana. Surga itu ada di sini, di dalam rumah kita sendiri (di dalam hati kita). Ia tidak bergantung pada kekayaan atau jabatan, melainkan bersama dengan usaha kita, dengan cara kita sendiri, dengan otak, hati, dan tangan kita sendiri.
Oke teman internet, sampai disini saja ya review buku kali ini. Semoga bermanfaat, dan sampai jumpa di tulisan lainnya~
Komentar
Posting Komentar