Hari ini tangal 31 Desember, hari terakhir di tahun 2021. Ku lihat di whatsapp satus, beberapa teman membuat video recap kegiatan mereka selama satu tahun. Jujur aku iri sekali dengan mereka. Mereka terlihat sangat keren dan bahagia. Terlihat sangat puas dengan hari-hari yang telah mereka jalani.
Sedangkan di sini, banyak sekali yang aku evaluasi. Banyak sekali kesalahan dan kelalaian yang telah aku lakukan. Mulai dari wisuda yang tertunda lagi, rencana bisnis yang gagal lagi, kehilangan beberapa kebiasaan baik, melewatkan banyak kesempatan berharga, tidak ada tambahan relasi baru, malah beberapa ikatan pertemananku menjadi, entahlah... aku belum sanggup membahasanya. Aku merasa kalah di tahun ini, aku merasa tidak menjalani hidupku dengan maksimal.
Ya, aku sangat tidak puas dengan hidupku di tahun 2021. Aku merasa aku bisa menjadi lebih baik lagi. Aku bisa berusaha lebih keras, lebih disiplin, lebih sabar, lebih gigih. Aku bisa membuat hidupku lebih lapang, lebih bersyukur, dan lebih menyenangkan.
Namun, di atas segala yang tidak memuaskan ini, aku sunguh bersyukur atas hidupku di tahun 2021. Aku bersyukur karena Allah masih mengizinkan aku punya hidung dan paru-paru yang sehat untuk bernapas dengan normal. Aku bersyukur karena Allah tidak mencabut mataku sehingga aku bisa menonton film-film seru dan membaca buku-buku bagus. Aku bersyukur karena kakiku masih lengkap sehingga aku bisa berjalan dan berlari kapanpun dan ke manapun aku mau. Aku bersyukur karena Allah masih memberiku badan yang sehat.
Aku bersyukur karena Allah terus-terusan memberiku kesempatan untuk ingat dan sadar. Allah terus saja mengizinkan aku menghadap dan meminta-minta kepada-Nya, padahal ibadahku sangat tak seberapa. Allah terus saja menutupi kesalahan-kesalahanku, padahal aku terus saja melakukan kebodohan-kebodohan.
Aku sangat bersyukur karena Allah menyayangiku. Bukan karena aku istimewa, tapi karena Allah memang Maha Peyayang. Tak terbayankan bila tidak, sungguh tidak ada jalan lain yang akan sanggup ku tempuh untuk mendapat kasih sayang-Nya.
Aku juga bersyukur karena di tahun 2021 aku belajar banyak hal. Dari yang dengan memutar otak dan membolak-balikkannya, yang harus menguras air mata, sampai yang remeh seperti menulis dengan tangan kiri dan menulis dengan sandi morse.
Aku juga bersyukur karena diatara 40an buku yang tamat ku baca tahun ini, salah satunya adalah Sirah Nabawiyah. Aku juga sangat senang karena menemukan buku joyko nb-703 yang sekarang menjadi buku jurnalku. Kualitasnya bagus dan bisa aku beli dengan harga minimal yaitu dibawah 30 ribu, sedangkan harganya merentang sampai 120 ribu.
Ya, gelap dan terang, semangat dan lelah, air mata dan tawa, sendiri atau bersama, memang akan selalu ada. Entah lebih banyak terangnya atau lebih banyak gelapnya, keduanya pasti ada. Hidup kita yang singkat ini hanya tentang itu kan?
Alhamdulillah untuk 2021. Selamat datang 2022. Semoga kita mampu mengusahakan harapan dengan bersungguh-sungguh. Seolah hanya tinggal tahun ini saja yang kita punya. Dan bila 2022 menjadi tahun terakhir kita berada di bumi ini, semoga khusnul khotimah dan Allah ridho kita berada di sisi-Nya bersama Rasulullah dan orang-orang soleh, aamiin.
Komentar
Posting Komentar