Langsung ke konten utama

Potek Urang Teh


Haloo teman internet.. keur potek urang teh.. kalo ditranslate ke bahasa Indonesia, itu artinya: lagi patah hati nih saya. Yeah, saat ini saya sedang patah hati. Kenapa eh kenapa? Karena eh karena, saya ditolak oleh 5 orang sekaligus! woah.. emang ngapain sampe ditolak 5 orang?

Gini ceritanya,
Pas kemaren hari selasa tanggal 14 Januari saya ikut kelas TFM. Sejenis kelas pembentukan mindset pengusaha sekaligus perencanaan membangun dan mengembangkan usaha masing-masing. Disana saya kembali tercerahkan dan recharge semangat buat serius bikin usaha.

Disana semua peserta juga sempat ditanya udah punya usaha apa atau mau mengembangkan usaha di bidang apa? Semua orang menyebutkan bidang usaha yang pengen mereka kembangkan. Kecuali saya, saya sangat tidak pede karena saya takut cuma omong kosong lagi yang keluar dari mulut saya.

Lalu setelah acara itu selesai. Saya lanjut datang ke rumah salah satu guru kehidupan saya. Disana saya cerita tentang diri saya yang plan bisnisnya nggak maju-maju dan nggak ada progres signifikan. Beliau banyak bercerita, banyak berbagi pengalaman dan ilmu.

Dari sana saya menyimpulkan, bahwa saya mungkin adalah tipe orang yang harus punya partner, harus punya sekutu untuk berjuang bersama. Memang sih, selama ini saya selalu melakukan semuanya sendiri. Ya.. karena saya masih cukup egois mungkin, atau mungkin juga saya masih belum bisa mempercayai orang dengan mudah.

Saya merenung dan meminta petunjuk Tuhan setelah pulang dari rumah guru saya itu. Merenung seharian penuh pada esok harinya. Akhirnya, tercetuslah ide untuk mengajak beberapa teman untuk membangun bisnis bareng-bareng. Bersamaan dengan itu, saya juga sudah mengantongi 5 nama teman yang punya kesamaan minat yang saya pikir bisa diajak untuk bangun bisnis bareng.

Malam itu juga saya mulai menghubungi mereka, menyampaikan dan menjelaskan maksud saya. Tentu saja sambil berdoa penuh harap supaya mereka menyambut baik tawaran saya. Satu per satu jawaban mulai datang.

Jawaban temen pertama, negatif! Dia menolak
Jawaban temen kedua, negatif! Dia juga enggan
Jawaban tetem ketiga, negatif juga.
keesokan harinya,
Jawaban temen keempat, dia juga tidak bersedia.
Lalu, teman kelima, dia lama sekali memberikan jawaban. Saya sampai kelimpungan menunggu jawaban itu. Mulai menerka-nerka jawaban. Mulai mempersiapkan mental terhadap dua kemungkinan.

Jika ternyata dia bersedia, saya akan menyambut sebaik-baiknya. Memulai bisnis ini bersama orang baru. Dan ya, karena 4 kandidat  lainnya sudah gugur, hanya ada kami berdua. Nggak buruk juga, saya yakin kami bisa. Jika ternyata dia juga menolak, saya sudah menyiapkan hati selapang-lapangnya. Mempersiapkan diri untuk intropeksi lebih dalam. Dan semangat gigi tiga buat mulai aja bangun bisnis ini sendiri.

Dan malam ini, tepatnya hari sabtu pukul 21, jawaban yang saya tunggu akhirnya sampai juga. Dan, alhamdulillah, ternyata juga negatif! teman kelima juga menolak. Duh, potek urang. Mungkin gini ya rasanya nembak orang terus ditolak!

Tapi peristiwa ini juga bikin saya ngambil pelajaran,
Pertama, jangan menggantungkan harapan pada orang lain, karena kecewa selalu mengintai di belakangnya. Untuk urusan per-duniawi-an, jangan gampang pake hati. Be professional. Semua orang punya kehidupan masing-masing, kita nggak bisa memaksakan kehendak. Dan di dunia ini yang punya hati bukan cuma saya, jadi nggak boleh egois.

Kedua, saya masih banyak banget kurangnya. Lihat saja, dari 5 orang yang sudah saya saring dan pilih, yang saya kira akan pro kepada saya, yang saya kira kami punya tujuan yang sama, yang saya kira bersedia diajak berjuang bersama, nyatanya tidak. Mungkin saya yang salah memilih mereka. Mungkin juga saya memang tidak meyakinkan. Ya.. karena memang, jika dilihat dari track record, saya bukanlah siapa-siapa, saya tak punya apa-apa yang bisa meyakinkan mereka. Bahkan saya banyak sekali kurangnya.

Tapi nggak apa-apa, artinya ini adalah kesempatan saya untuk lebih banyak dan lebih giat belajar! Seseorang pernah bilang,


"Menjadi seseorang itu nggak gampang.
Ujiannya banyak, ujiannya susah.
Godaannya banyak, godaannya berat.
Istiqomahnya panjang, sabarnya tak berujung."


Jadi begitulah, Teman! Cerita saya kali ini. Cukup melegakan bagi saya setelah menuliskannya disini. Menulis adalah cara yang ampuh untuk menguapkan rasa. Oke, segini aja ya.. sampai jumpa di tulisan lainnya~

Komentar