Kemarin malam saya berencana untuk mencuci tumpukan pakaian yang sudah memanggil-manggil sejak hampir satu minggu lalu. Tapi rencana itu batal karena semalam saya terlalu asyik membaca sebuah novel. Sampai ketika sudah bosan membaca, jam sudah menunjukan pukul 10 malam.
Besok pagi saja, gumam saya dalam hati. Toh sama saja kalau dicuci malam ini atau dicuci besok pagi. Lalu saya siap-siap dan langsung tidur. Rupanya para cucian ini tak rela ditinggalkan begitu saja, mereka datang ke mimpi saya!
Di dalam mimpi, cucian itu muncul ke manapun saya pergi. Mereka seperti mengejar-ngejar minta segera dicuci. Mereka berteriak-teriak tak jelas, membuat saya merasa tertekan dan ketakutan. Saya terbangun, rupanya itu hanya mimpi. Syukurlah..
Lalu saya bawa para cucian itu dan saya mencucinya manual pakai tangan di kamar mandi. Saya cuci mereka satu persatu, saya peras dengan tangan, dan akhirnya tinggal dijemur. Lalu saya tinggalkan mereka di ember, entah untuk urusan apa. Saya merasa saya sudah mencuci, dan tinggal menjemur saja.
Tiba-tiba saya terbangun lagi! Rupanya itu juga mimpi! Ah, cucian oh cucian~
Mimpi itu terasa sangat nyata. Saya belum sadar sepenuhnya, tapi saya langsung berlari menuju keranjang baju kotor di pojokan kamar. Ternyata mereka masih belum tercuci (padahal harusnya tinggal dijemur).
Saya duduk di kursi, mengumpulkan segenap nyawa dan kesadaran. Dan sedikit tersenyum, mengapa tadi saya ngecek dan mikir cucian itu harusnya tinggal dijemur ya? Mungkin karena saya merasa sudah mencucinya di alam mimpi. Ah, apa sih ini??
Saya tersadar, dan sedikit merenung. Jadi, segimanapun kita bermimpi, kalau tidak mulai action di dunia nyata, ya percuma. Mimpi tetap saja mimpi, omong kosong, sekedar kata-kata dan khayalan belaka.
Persis seperti yang dibilang oleh pak Tan Malaka dulu,
"Sejuta kata makanan, tidak akan mengenyangkan".
Sekian, ...
Komentar
Posting Komentar