Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Jurnal

Sore tadi aku menonton rekaman webinar tentang menjurnal. Itu loh, kegiatan menuliskan sesuatu yang dipikirkan, yang dirasakan, atau direncanakan ke dalam sebuah buku. Ya, bisanya dulu kita menyebutnya buku harian atau diary . Kini penyebutannya sudah agak bergeser (sepertinya), menjadi journal . Dan kegiatannya disebut menjurnal atau journaling . Sebenarnya ada banyak banget referensi yang membahas tentang kegiatan journaling . Mulai dari sebuah buku yang berjudul The Bullet Journal Method  tulisan pak Ryder Carroll, sampai ke video-video yang membuat jurnal-jurnal cantik dengan berbagai tema dan warna menarik. Tapi sore ini aku menemukan referensi yang berbeda. Mereka membuat webinar tentang Jurnal Dalam Islam. Pengisinya adalah ustad Arif Rahman Lubis. Acara ini diselenggarakan oleh Teman Cerita x Madina Al Quran. Setelah menonton webinar ini, aku jadi ingat kembali kalau menjurnal itu bermanfaat untuk banyak hal. Mulai dari bisa menjaga keberkahan waktu, bisa menjaga keseh...

TPQ

Mimpi apa aku semalam? Tak ku sangka, jalan kehidupan membawaku kembali lagi ke TPQ, sebagai murid, bersama anak-anak! Memang, ilmu itu ada dimana saja dan ada pada siapa saja, hanya saja aku benar-benar tidak kepikiran kalau aku akan berada di salah satu TPQ anak-anak! Teringat dulu waktu aku pertama kali disuruh pergi mengaji oleh nenek. Saat itu umurku masih 5 tahun dan baru masuk SD. Sebenarnya dulu aku sudah memohon agar tidak disuruh mengaji, tapi nenekku itu, tak ada yang bisa menghalangi kehendak beliau. Aku ketakutan saat pertama kali datang di tempat belajar mengaji. Kabarnya, kyai yang mengajar di sana galak sekali. Beliau tidak segan memukul para muridnya dengan rotan jika nakal, atau datang terlambat, atau berisik, atau tidak belajar dengan baik, atau bla bla bla, pokoknya kyai itu terkenal galak. Aku menjadi murid terkecil waktu itu. Tapi aku tidak diperlakukan istimewa. Aku diperlakukan sama seperti murid-murid yang sudah lama belajar di sana. Aku sedikit kebingungan dan...

Monster Itu Bernama Pesimis

Minggu ini aku membaca sebuah buku tulisan pak Marc Reklau. Sejauh ini, satu topik yang menarik adalah tentang monster penghambat yang ada di dalam diri kita. Katanya setiap orang punya monster penghambat masing-masing. Dan bagiku, salah satu monsterku adalah pesimis. Rasanya, semakin banyak aku belajar, hidup ini semakin menakutkan. Aku takut pada perubahan yang tak pernah memelankan pedal gasnya. Aku takut pada manusia-manusia yang semakin hilang kesadaran, larut dengan hiruk pikuk dunia. Aku takut pada ledakan-ledakan yang terus bermunculan belakangan ini. Mereka cepat sekali, dan berat rasanya untuk menyesuaikan diri sambil tetap waras. Saat ini, semakin banyak aku belajar, aku jadi semakin pesimis. Semakin takut untuk bersuara dan memunculkan diri. Aku takut salah, takut tidak relevan, takut tertinggal. Aku sangat tidak percaya diri dan merasa kecil. Ah, siapalah aku yang hanya satu diantara 7,8 milyar manusia lainnya? Dan siapalah aku diantara seluruh manusia yang pernah hidup di...

Memulai Kebiasaan Baik

Ini sebenarnya masalah mental, tak perduli tahun baru atau bukan, kalau mau memulai kebiasaan baik ya mulai saja. Tapi tahun baru adalah momen yang bagus untuk memulai hal baru. Di sana ada energi dan semangat besar untuk memulai sesuatu. Di tahun 2022 ini, aku punya tiga resolusi utama dan beberapa resolusi pendamping. Di antara resolusi pendamping itu adalah memulai (lagi) kebiasaan-kebiasaan baik. Karena di tahun-tahun sebelumnya aku sudah melakukan kebiasaan ini, tapi masih tidak konsisten. Ada beberapa hal yang aku evaluasi dari ketidak konsistenanku dulu. Diantaranya adalah, tidak menghilangkan kebiasaan buruk . Kebiasaan baik hanya bisa dilakukan jika aku berhenti melakukan kebiasaan buruk. Jika waktu ku habiskan untuk melihat sosial media, aku jadi tidak punya waktu untuk membaca buku. Ketika aku terus saja punya akses pada junk food , aku tidak akan bergerak menyiapkan makanan sehat. Targetnya terlalu berat. Mulai dulu dari yang paling ringan, ambil sampel, dan ukur kemampuan....