Langsung ke konten utama

Keinginan

Tunas kecil yang menolak mati


Dulu aku meminta sepucuk tunas kecil tanaman dari tetangga sebelah rumah. Tunas yang sudah punya tiga lembar daun. Tingginya tak lebih besar dari telapak tanganku.

Ku tanam, kuberikan tanah terbaik yang kudapat, kuberi vas cantik yang dibuat sendiri, ku siram air secukupnya, ku taruh di dekat jendela, bahkan ku ajak dia berbicara dan ku bacakan buku-buku di dekat daun-daunnya.

Dia tumbuh subur, sehat, dan bahagia. Daunnya berwarna halus dengan ukuran besar-besar, batangnya kokoh, cengkraman akarnya juga sangat kuat. Dia memancarkan aura kebahagiaan, aku pun jadi ikut bahagia ketika melihatnya.

Ia terus bertumbuh, terus mengusung daun dan menjadi rimbun. Vas yang kecil pun tak bisa lagi menampungnya. Ku pindahkan ia ke vas yang lebih besar. Lalu ku pindahkan lagi ia ke tempat yang lebih besar. Ku taruh ia di ember yang sudah ku cat warna putih. Ia terus tumbuh, daunnya pun sudah hampir mencapai 30.

Namun suatu waktu aku melakukan kesalahan. Ku taruh ia di bawah sinar matahari langsung dan tak ku siram. Ia tidak lagi ku perhatikan. Ia tetap tumbuh, tapi ia sekarat. Daunnya mengeriting dengan warna yang tidak cantik lagi. Tanahnya mengering, pecah-pecah, keras seperti batu.

Memang salahku. Karena aku sudah malas merawatnya, sudah bosan mengurusinya. Aku melupakannya, dan lebih memilih bermain handphone setiap ada waktu senggang. Akhirnya semua daunnya menguning. Batangnya juga menguning. Ia mati. Dan aku, cuek-cuek saja, tak perduli sama sekali.

Lalu pagi ini, tak sengaja aku melihat tunas ini tumbuh lagi. Tunas dari akar yang ku kira sudah lama mati. Hatiku mengembang ketika melihatnya. Ia benar-benar kembali memberi harapan. Dia menolak mati, tidak mau menyerah walau dunia telah menganiaya.

Ku pungut ia kembali. Kebersihan potnya dari kotoran, ku gemburkan lagi tanahnya, dan ku siram. Kini dia sudah merasa lega, dia bahagia karena kini aku sudah menjadi pemiliknya. Sungguh malang nasib tunas kecil ini. Dia telah berjuang sendirian dalam keheningan.

Dari tunas kecil ini aku belajar. Bahwa keinginan kuat itu harus diperjuangkan. Biar saja dunia tak melihat kita, biar saja dunia tak menemani kita, biar saja dunia tidak mendukung kita. Selama kita yakin dan terus bertumbuh, maka usaha kita tidak akan sia-sia.

Komentar