Langsung ke konten utama

Girls Day Out: Walk in Jakarta

Dari kiri: Kaori, Saya, Nia

Wellcome internet,..
Kali ini saya akan menuliskan laporan perjalanan ala-ala, hehe.. Bercerita tentang perjalanan kami (Kaori 12 tahun, keponakan saya dan Nia 18 tahun, sepupu Kaori) mengeksplor beberapa objek wisata di sekitar Jakarta Pusat. Perjalanan kali ini sebenarnya tidak terlalu direncanakan, alias dadakan untuk mengisi weekend.

Perjalanan kami lakukan pada hari sabtu, 22 Juni 2019. Kebetulan pas hari ulang tahun kota Jakarta. Ada beberapa objek yang rencananya akan kami kunjungi, diantaranya adalah Musium Taman Prasasti, Musium Nasional, Perpustakaan Nasional, Monumen Nasional (Monas), dan Galleri Nasional.

Berangkat dari rumah di daerah Pamulang sekitar jam 9 pagi via grabcar, kami sampai di stasiun Sudimara setelah setengah jam kemudian. Lalu menuju stasiun Tanah Abang via KRL Commuter Line. Kami kira kereta pada sabtu pagi akan sepi karena tak ada para pegawai yang bekerja, nyatanya tetap penuh sesak dan tentu saja kami berdiri alias tidak kebagian tempat duduk.

Sesampainya di stasiun Tanah Abang, kami keluar dan menunggu angkot M08 untuk menuju Musium Taman Prasasti. Rasa-rasanya sudah lama sekali saya tidak naik angkot, lalu sedikit bernostalgia saat mengatakan "Bang, kiri.. kiri.." saat memberhentikan angkot untuk turun. Ongkos yang dibayar cukup Rp 5000/ orang.

Sesampainya di Musium Taman Prasasti, kami langsung menuju lobby untuk membeli tiket masuk. Senangnya hati kami saat diberi tau free entry untuk hari ini karena Jakarta sedang ulang tahun. Dan di hari normal, berikut harga tiketnya:


Dan berikut adalah foto-foto saat disana:

 


  


Kami berada di sana sekitar satu setengah jam, lalu melanjutan perjalanan. Ditempuh dengan hanya berjalan kaki sekitar 15 menit ke arah selatan, kami sudah sampai di pelataran gedung Musium Nasional. Sayangnya kami tetap harus membeli tiket kali ini karena pihak Musium Nasional tidak menggratiskannya. Tapi tak apa, tiketnya juga sangat murah. Hanya Rp 5000 saja.

Setelah membeli tiket, kami mengisi buku daftar pangunjung dan diberi semacam buku saku seperti ini:


Ada 5 wilayah musium yang bisa kita eksplor saat berada di Musium Nasional. Yaitu taman arkeologi, gedung lantai 1 ruang manusia & lingkungan, lantai 2 ruang iptek, lantai 3 ruang organisasi & pola pamukiman, dan lantai 4 ruang khasanah emas & mekanik.

Pada kunjungan kami kali ini ternyata di Musium Nasional juga sedang diadakan semacam acara. Saat kami datang, sedang ada penampilan tari tradisional dari anak-anak SD. Dan sayang sekali saya cuma sempat mengambil beberapa foto di musium ini. Saya begitu khusuk menikmati pengetahuan-pengetahuan baru yang ditemukan disana sehingga lupa menangkap momen kunjungan kami.

Berpose bersama arca di taman Arkeologi.

Setelah selesai melihat-lihat ke semua ruangan, kami melanjutkan perjalanan menuju Perpustakaan Nasional. Sebenarnya jaraknya juga sangat dekat hanya 15 menit jika berjalan kaki. Tapi kali ini kami memilih menumpang bus wisata kota Jakarta. Naik dan turun bus ini tidak dikenakan biaya alias gratis. Kita akan diberi karcis seperti ini untuk sekali perjalanan:



Sial, halte yang harusnya kami turun sudah terlewat!
Maksud hati tak ingin lelah berjalan, kami malah harus memutar dan berjalan kaki lebih jauh karena kajadian ini. Tapi ya apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur, makan bubur aja. (apa sih ini? nggak jelas banget).

Lalu kami berjalan kaki lagi, tetap manuju Perpusnas dengan jarak yang labih jauh, dan terik matahari di atas kepala. Untung ada trotoar yang lumayan nyaman untuk berjalan.


Setelah sampai di Perpusnas, kami langsung menuju kantin untuk menenangkan perut yang dari tadi sudah ribut minta disisi. Setelah itu, kami pergi ke lantai 2 untuk membuat kartu perpustakaan, tapi sayang admin disana cuma melayani 400 pencetakan kartu setiap harinya. Kami terlambat datang.

Ini satu-satunya momen di Perpusnas yang berhasil tertangkap. Lengkap dengan wajah-wajah yang mulai kelelahan.




Kami meninggalkan Perpusnas sekitar jam 4 sore. Tepat sesaat sebelum semua pintu ditutup. Lalu kami melanjutkan perjalanan ke Galleri Nasional yang ada di depan stasiun Gambir. Betapa kecewanya kami, saat mendapati Galleri Nasional sudah tutup. Ternyata Galleri Nasional juga tutup pada jam 4 sore. Padahal di Google tertulis Galleri itu baru tutup pada jam 7 malam. huh.. udah jalan cape dan jauh jalan kaki, namun tujuan tak temu kali ini.

Karena sudah mendekati magrib, kami memutuskan untuk membatalkan kunjungan ke destinasi akhir yaitu Monas, dan langsung berbelok menuju jalan pulang. Kami naik bus wisata lagi dari halte Gambir ke halte Istiqlal. Dari halte Istiqlal kami transit bus, menuju halte Harmoni.

Dari harmoni kami naik bus Kota-Blok M dan turun di halte Istora Senayan. Saya juga baru tau kalo jembatan penyebrangan disana adalah JPO yang selama ini hits di Instagram. Kami juga tak sempat mengabadikan momen disana karena terlalu crowded. Kami terus berjalan menuju stasiun MRT Istora, stasiun bawah tanah.

Rasanya sudah lelah sekali kami berjalan kaki seharian. lega rasanya sudah berada di jalan pulang. Kami menumpang MRT sampai stasiun akhir, stasiun Lebak Bulus. Sesampainya di stasiun ini, kami langsung keluar menuruni stasiun layang tersebut lalu melanjutkan perjalanan dengan angkot D01 menuju Ciputat. Destinasi terakhir (banget) pada perjalanan kali ini adalah warung tenda pecel lele di depan Polsek Ciputat. Ini adalah warung tenda favorit keluarga kami, hehe..

Kami makan disana, saya memesan ayam goreng dan es teh. Sungguh nikmat menyantap makanan hangat saat perut sudah sangat lapar karena lelah. Selesai makan, kami langsung memesan taksi online menuju rumah. Kami sampai di rumah sekitar jam 9 malam.

Sekian cerita perjalanan kali ini, sampai jumpa di cerita-cerita lainnya..

Komentar